TERNATE - PT Nusa Halmahera Minerals (NHM) dibawah kendali Haji Robert yang dijuluki sebagai “Ayahanda” dan dianggap “dewa penyelamat” bagi masyarakat lingkar tambang saat ini menghadapi masalah serius yakni tekanan financial (keuangan) yang berdampak pada kesejahteraan karyawannya.
Karyawan NHM yang dirumahkan dengan alasan efesiensi tersebut kini harap-harap cemas dengan kebijakan perusahaan NHM untuk membayarkan haknya yang ditunggak berbulan-bulan yang kemudian direspon dengan Aksi Forum Enam Desa.
Bahkan kini para karyawan tersebut ke Jakarta untuk mengadu ke Kementrian Ketenagakerjaan soal nasib para buruh perusahaan.
Perusahaan tambang emas (NHM) yang beroperasi di Kab.Hamahera Utara tersebut kini banyak mendapat sorotan publik Malut, Majelis Pimpinan Wilayah Pemuda Pancasila Provinsi Maluku Utara ikut mendesak manajemen perusahaan NHM untuk membayar hak-hak karyawan menjelang Hari Raya Idul FItri 1446H/2025, baik karyawan yang dirumahkan, dan lainnya.
“Kami menilai pihak manajemen perusahaan NHM tidak terbuka dan jujur soal tunggakan Gaji/THR dan hak-hak karyawan yang lain belum diselesaikan sampai sekarang," ungkap Plh Ketua Pemuda Pancasila Provinsi Maluku Utara, Samar Ishak.
Lebih lanjut, Samar menyebut nama besar Haji Robert dipertaruhkan dalam persoalan ini sehingga itu pihak manajamen perusahaan NHM sudah harus mampu memberikan solusi terbaik di bulan yang baik ini, yaitu dengan membayar hak para karyawan.
"Hak-hak para karyawan harus dipenuhi oleh pihak NHM. Tidak boleh dengan alasan apapun. Apa lagi sampai melaporkan para karyawan ke kepolisian yang menuntut hak mereka melalui aksi demonstrasi,"ujar Samar. (Red)