Sunaidin Ode Mulae
Dosen Antropologi Pariwisata Unkhair
Pengurus KONI Maluku Utara 2025-2029
Pendahuluan
Pada tanggal 8 Oktober 1938 KONI dibentuk dengan nama Ikatan Sport Indonesia (ISI) oleh Sutardjo Kartohadikusumo sebagai ketua ISI melalui musyawarah beberapa organisasi keolahragaan seperti PSSI, Pelti, dan PBKSI (sekarang Perbasi). Pada 15 Oktober 1934 ISI menggelar Pekan Olahraga di Surakarta, sekaligus menjadi hari berdirinya Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). ISI dibentuk oleh beberapa organisasi olahraga yaitu Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Perserikatan Lawn Tenis Indonesia (Pelti) dan Perserikatan Bola Keranjang Seluruh Indonesia (PBKSI) yang sekarang dikenal sebagai Persatuan Bola basket seluruh Indonesia (Perbasi). Saat didirkan ISI memiliki tujuan sebagai sarana perjuangan bangsa Indonesia agar dihargai pemerintah kolonial Belanda, memperbaiki dan memperkuat organisasi olahraga yang telah ada sebelumnya, serta sebagai alat pendidikan nasional yang dapat menyehatkan jiwa bangsa Indonesia. Pada tanggal 15-22 Oktober 1938, ISI menggelar perdana Pekan Olahraga ISI di Surakarta sekaligus menjadi momentum perjuangan bangsa Indonesia melalui olahraga dan sebagai hari berdirinya Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Pada tahun 2005 pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional dan Melakukan reorganisasi KONI menjadi Komite Olahraga Nasional (KON) dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI). KONI melakukan pembinaan dalam negeri dan penyelenggaraan Pekan Olahraga Nasional (PON), sementara KOI melakukan kegiatan pengiriman atlet ke luar negeri dan penyelenggaraan pekan olahraga Internasional di Indonesia.
Visi KONI adalah Menjadikan Indonesia sebagai kekuatan olahraga dunia melalui pembinaan atlet yang berkelanjutan. Misi KONI adalah Meningkatkan kualitas pembinaan atlet nasional. Menyelenggarakan kompetisi olahraga tingkat nasional dan internasional. Mendorong inovasi dan profesional dalam dunia olahraga. Memperluas kolaborasi dengan sektor publik swasta.
Atlet KONI yang mencetak sejarah Indonesia yang meraih prestasi yang telah mengharumkan nama bangsa di kancah dunia, dari angkat besi, bulu tangkis, dan lain-lain telah banyak sejak didirikan organisasi ini. Atlet KONI diantaranya yang sudah mengharumkan Indonesia di kancah Internasional banyak yang lahir dari atlet tenis,tinju, sepak bola, renang, dan lain-lain sangat banyak. Mereka telah membuktikan bahwa dengan kerja keras dan dedikasi di kancah prestasi dunia menjadi patriot olahraga yang tanpa lelah demi merah putih berkibar di dunia Internasional. Kegiatan keolahragaan menciptakan fisik yang kuat dan jiwa yang kuat pada setiap manusia. Olahraga menjadi suatu aktifitas keseharian manusia di bumi ini. Tanpa olahraga, manusia menjadi tidak sehat fisiknya dan juga jiwanya. Semangat KONI adalah menjadi patriot olahraga sebagaimana mars KONI yang selalu dijadikan spirit keolahragaan kepada setiap pengurus KONI pada semua tingkatan. Komite Olahraga Nasional Indonesla (KONI) adalah organisasi keolahragaan di Indonesia yang berwenang dan bertanggung jawab mengelola, membina, mengembangkan, serta mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan olahraga prestasi setiap anggota di Indonesia.
Pariwisata Olahraga (Sport tourism)
Pariwisata ialah perjalanan seseorang atau kelompok untuk melakukan kunjungan ketempat destinasi wisata dengan tujuan bersenang dan menggembirakan. Olahraga ialah kegiatan seseorang atau kelompok untuk melakukan aktifitas fisik agar berdampak baik pada jiwa dan raga seseorang. Olahraga urusan fisik dan jiwa seseorang untuk menciptakan mental kuat, tanggung, mandiri, dan juwara.
Maluku Utara memiliki potensi besar dalam membangun pariwisata olahraga (sport tourism) yang dapat meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat maupun pendapatan asli daerah melalui event-event pelaksanaan pekan olahraga seperti pekan olahraga nasional, pekan olahraga daerah provinsi maupun kabupaten/kota, kalau dikelola secara masif, dan terstruktur. Banyak para pelancong domestik maupun mancanegara yang mau datang di Maluku Utara untuk melakukan kegiatan pariwisata olahraga (sport tourism) tetapi ruang, waktu, dan tempat belum terbuka akses untuk menjadikan industri olahraga menjadi pariwisata olahraga (sport tourism).
Pengurus KONI peiode 2025-2029 dapat menciptakan olahraga menjadi tujuan wisata olahraga, seperti olahraga berbasis alam, laut, udara, dan darat yang dapat menggerakan perekonomian masyarakat sehingga berdampak menaikkan pendapat asli daerah dari kunjungan pelancong atau wisatawan olahraga dari pembelian produk UMKN, penginapan, hotel maupun warung kopi masyarakat dan lain-lain. Semakin banyak pelancong atau wisatawan yang senang dengan olahraga datang ke destinasi wisata akan menumbuhkan pergerakan ekonomi akar rumput atau masyarakat. Ini sangat membantu program pemerintah daerah dalam meningkatkan pendapat asli daerah dari sektor pariwisata dan keolahragaan.
Pariwisata olahraga (sport tourism) dapat melakukan kolaborasi untuk meningkatkan perekonomian Maluku Utara melalui even-event keolahragaan dapat ditingkatkan di semua spot wisata dengan diadakannya event-event olahraga skala daerah, nasional, maupun internasional. Sport tourism itu melibatkan partisipasi publik untuk keolahragaan yang dapat melahirkan atlet-atlet yang baik dan bertalenta. Sport tourism ialah aktifitas jasmani yang menggabungkan antara olahraga dengan aktifitas promosi pariwisata baik wisata alam maupun wisata buatan. Misalnya olahraga rekreasi yakni olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan.
Terdapat banyak daerah didalam negeri seperti daerah Jakarta, Bandung, Surabaya, Makassar, Mandalika- Labuan Bajo di NTT, dan juga luar negeri Malaysia, Singapura, Korea mampu menciptakan sport tourism sehingga melalui even-event olahraga dapat membantu pergerakan pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ujung-ujungnya meningkatkan APBD. Belajar dari pengalaman sepanjang kepengurusan KONI banyak menghambur-hamburkan atau menghabiskan anggaran daerah dengan nilai milyaran rupiah untuk pembinaan, pelatihan, pertanding cabang olahraga tetapi outcomes atau hasilnya belum maksimal, sehingga dari itu atlet-atlet tidak tumbuh sehingga perlu dilakukan penetrasi untuk kolaborasi event-event keloahragaan sehingga memiliki dua keuntungan bagi atlet dan masyarakat pecinta keolahragaan dengan mengkawinkan olahraga dan pariwisata. Semoga.
