Jakarta, Alafanews- Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI), Haris Pertama menyambut baik silaturahmi dan dialog DPP KNPI bersama Pengurus Majelis Belia Malaysia (MBM). Pertemuan yang berlangsung di Hotel Grand Hyatt, Jakarta, (Minggu, 8/1) semakin menegaskan komitmen memperkuat kerjasama kepemudaan kedua negara.
“Indonesia dan Malaysia memiliki kedekatan sejarah dan kebudayaan. Komitmen membangun kembali Dialog Malindo (Malaysia–Indonesia) perlu dilihat dalam kerangka memperkuat hubungan kedua negara dan kawasan,” ujar Haris.
Menurut Haris, Indonesia dan Malaysia harus mampu memanfaatkan bonus demografi dengan proporsi pemuda yang sangat signifikan jumlahnya. Pemberdayaan dan sinergi perlu digalakkan agar terjadi gerak langkah bersama dalam membangun bangsa. Kedua organisasi kepemudaan ini memiliki sejarah panjang dalam mencetak pemimpin bangsa, sehingga dialog-dialog seperti ini perlu diintensifkan. Hal ini menjadi sangat penting mengingat kondisi geostrategis kawasan dan global yang semakin dinamis.
“Peran kepemudaan tidak lagi berdimensi domestik, namun harus bersinergi dalam kerangka membangun kemaslahatan bersama. Posisi Indonesia sebagai Ketua Asean tahun 2023 menjadi momentum bagi KNPI untuk berkontribusi dalam membangun perdamaian dan keamanan kawasan. Arsitektur perekonomian global yang terancam resesi, ketidakpastian geopolitik global yang berdampak pada ketahanan energi dan pangan, serta terganggunya rantai pasok global adalah tantangan bagi organisasi kepemudaan seperti KNPI dan MBM,” lanjut Haris.
Sementara itu, Presiden MBM, Mohd Izzat Afifi Abdul Hamid melihat bahwa Indonesia dan Malaysia memiliki peran yang signifikan, tidak saja dalam konteks Asean, namun juga global. Dengan proporsi rata-rata 60 persen penduduk berusia muda, serta tempat tinggal bagi 8,3 persen penduduk dunia, pemuda diharapkan memberikan kontribusi yang besar bagi pembangunan di Asia Tenggara dan dunia.
“Kita berharap sinergi Indonesia dan Malaysia dikembangkan dalam kerangka yang lebih luas, baik dalam skala geografis maupun sektoral. Kedua negara punya potensi ekonomi dan demografi. Bagi pemuda, ini menjadi tantangan dan harapan bersama untuk maju,” ungkap Mohd Izzat.