Ternate - Alih-alih mengatasi persoalan air bersih di Kecamatan Pulau Hiri, Kota Ternate, Balai Wilayah Sungai atau BWS Maluku Utara mengalokasikan anggaran untuk pembangunan embung.
Proyek embung yang dialokasikan melalui APBN Tahun Anggaran 2024 yang melekat di Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR senilai Rp 13.573.391.000 itu sudah selesai dibangun.
Hasil pekerjaan proyek yang dilaksanakan oleh rekanan CV Aqila Putri, perusahaan yang dipakai oleh kontraktor Renny Laos ini pun telah digunakan. Namun dengan berjalannya waktu, proyek tersebut justru memicu masalah baru, terutama terkait tujuan awal untuk memenuhi kebutuhan air bersih dan spesifikasi teknis saat pembangunan berlangsung.
Proyek pembangunan ini diinformasikan telah memicu banjir dan longsor. Dampak banjir yang terjadi juga merusak rumah warga serta merobohkan pagar sekolah di Kelurahan Tafraka saat musim hujan berlangsung beberapa waktu lalu.
Dinding sisi kanan bangunan embung juga terancam ambruk akibat material yang digunakan diduga berasal dari galian lokal dan bukan standar SNI.
Menanggapi hal ini, Ko Hae selaku pelaksana proyek pembangunan embung menjelaskan, terkait penyebab banjir akibat proyek embung ini merupakan sesuatu yang tidak diduga, namun sebaiknya dari pihak PPK BWS Malut yang harus memberikan penjelasan soal itu.
Bencana alam berupa banjir, bagi Ko Hae, juga terjadi di mana-mana.
“Bahkan sampai di India dan Rua Kota Ternate. Dan (bencana) ini tidak hanya di Hiri,” ujar dia, Rabu (15/10).
Ko Hae menyatakan bahwa proyek ini telah dilaksanakan sesuai dengan standar SNI.
“Perihal material yang digunakan ini kan kami diawasi oleh 10 orang pengawas. Tentunya kami kerja juga sesuai dengan aturan dan standar SNI,” lanjut Ko Hae.
Ia meminta agar media tidak memperkuruh masalah embung. Menurutnya, karena proyek ini sudah dilaksanakan sesuai dengan kontrak kerja bersama BWS selaku Pengguna Anggaran.
“Sebaiknya masalah ini ditanyakan ke Balai (Wilayah Sungai). Kenapa proyek tersebut ditempatkan di situ, begitu juga dengan perencanaan,” sambungnya.
Alafanews berusaha menghubungi PPK Air Baku dan Air Tanah Edi Sukirman dan Kepala BWS Malut M Saleh Talib. Namun upaya konfirmasi ini hingga sekarang belum bersambut.
Sukirman hanya menanggapi pertanyaan wartawan dengan mengirimkan video monev Kepala BWS Malut, M Saleh Talib saat berkunjung ke Pulau Hiri beberapa hari lalu.